Sekulerisme adalah sebuah madzhab pemikiran yang menegaskan bahwa din
tidak dapat ikut campur pada segala permasalahan hidup kita. Din adalah
masalah rohani dalam hati manusia atau dalam tempat tempat ibadah saja.
Din tidak berhak mengatur bagaimana cara kita berpakaian, bagaimana kita
makan, bagaimana kita memutuskan perkara mi pengadilan, bagaimana kita
menjual dan membeli, bagaimana kita mengurus negara negara, bagaimana
kita membeda bedakan manusia dan atas asas apa. Urusan urusan kehidupan
ini dan undamg undan yang mengatur negara dan kehidupan harus jauh dari
keikut campuran din.
Dengan makna lain, sekularisme adalah seperti keadaan orang yang difirmankan oleh Allah tentang mereka:
أفتؤمنون ببعض الكتاب وتكفرون ببعض
"Apakah kalian beriman kepada sebagian Al Kitab dan kafir kepada sebagian yang lain?" (Al Baqarah:85).
Ma'nanya: kafir kepada sebagian kandungan din. Dan kafir kepada sebagian
kandungan din berarti kafir kepada keseluruhan din, karena keseluruhan
din adalah bersumber dari Allah. Maka barang siapa yang kafir dan
menolak sebagian din dan mengatakan bahwa din tidak berhak untuk ikut
campur dalam urusan kehidupam kita, maka seperti ia mengatakan bahwa
Allah tidak berhak ikut campur dakam urusan kehidupan kita. Maha suci
Engkau ya Allah, ini adalah dusta yang besar.
Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa sekulerisme adalah sebuah madzhab kafir.
Kemudian seluruh fikroh (pemikiran), atau madzhab, atau manhaj, atau
undang undang yang berdiri diatas asas pemikiran pemisahan antara سلطة الدين (kekuasaan din) dan هداية الدين (petunjuk din), maka itu adalah fikroh atau madzhab atau undang undang sekuler.
Diatas asas ini, berdiri banyak pemikiran dan madzhab, seperti liberal,
komunis, kapitalis, al wujudiyah, al roiliyyun, demokrasi, westernize
dan lain lain.
Allah ta'ala berfirman:
قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين
"Katakanlah: "Sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku adalah milik Allah Rob alam semesta."
Maksudnya: sebagaimana kita mendirikan sholat untuk Allah, kita
menyembeli untuk Allah, demikian pula kehidupan kita semuanya adalah
untuk Allah, karena kembali kita adalah kepada Allah Pencita kita. Lalu
bagaimana kita tidak tidak berhukum kepada-Nya dalam segala urusan
kehidupan sedangkan Dia menguasai kehidupan dan kematian kita. Subhaanallah...(Maha Suci Allah...).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment